Jumat, 20 Februari 2015

SISTEM BAHAN BAKAR PESAWAT TERBANG

SISTEM BAHAN BAKAR PESAWAT TERBANG
  1. 1.      BAHAN BAKAR
Benda yang jika ditemukan dengan oksigen akan terbakar dan menghasilkan energi panas.
Bahan bakar dapat di klasifikasikan sesuai wujud fisiknya : Bahan bakar Padat, Gas  & Cair.
  1. Bahan bakar padat digunakan untuk External Combustion Engine, antara lain kayu atau batu bara. Jenis bahan bakar ini tidak cocok untuk pembakaran di dalam dengan alasan laju kecepatan pembakaran yang rendah, nilai kalor yang rendah dan masih banyak factor yang merugikan lainnya.
  1. Bahan bakar Gas banyak digunakan untuk pembakaran dalam, namun perlu ruang yang relative besar sehingga tidak digunakan untuk bahan bakar pesawat terbang. Contohnya : Gas alam dan LPG (Liquid Petroleum Gas).
  1. Bahan bakar Cair, sangat ideal untuk Internal Combustion. Bahan bakar cair diklasifikasikan menjadi 2, yaitu : Bahan bakar tidak mudah menguap (NONVOLATILE) dan mudah menguap (VOLATILE).  Bahan bakar Nonvolatile adlah bahan bakar berat yang digunakan pada mesin diesel. Yang termasuk kelas Volatile adalah bahan bakar yang digunakan dengan cara mengkabutkan bahan bakar tersebut masuk ke ruang bakar. Contoh : ALKOHOL, BENZOL, KEROSENE DAN GASOLINE. Bahan bakar yang digunakan untuk pesawat mengandung energi kimia yang jika dibakar akan melepas energi kalor. Kemudian dikonfersikan menjadi energi mekanis yang selanjutnya digunakan untuk menghasilkan thrust yang akan mendorong pesawat terbang.
  1. 2.      TERMINOLOGI DALAM SISTEM BAHAN BAKAR

  1. TETRAETHYL LEAD (TEL): bahan bakar yang jika ditambahkan dalam bahan bakar akan meningkatkan kinerja engine. organik bromida & clorida dicampur dengan tel sehingga selama pembakaran akan terjadi timah halida dalam bentuk uap dan akan terbuang bersama gas hasil pembakaran. jika tel saja yang dimasukan (tanpa dicampur), maka  akan terbentuk timah oksida padat dan akan tertinggal dalam ruang bakar (silinder). inhibitor ditambahkan kedalam gasoline guna mencegah terbentuknya substansi padat setelah bahan bakar menguap.
  1. VOLATILITY : ukuran kecenderungan benda cair untuk menguap pada kondisi tertentu. jika bahan bakar terlalu cepat menguap, pipa-pipa supply bahan bakar akan terisi uap, sehingga dapat menyebabkan berkurangnya aliran bahan bakar. jika bahan bakar tidak bisa menguap secara cukup, maka menyebabkan kesulitan dalam starting engine, pemanasan engine yang terlambat, akselerasi yang kurang serta pendistribusian yang kurang serta pendistribusian bahan bakar yang tidak merata dalam silinder dan dilusi dalam cranck case.
  1. DETONASI : pembakaran yang bersifat tidak normal dan tidak terkontrol dalam ruang bakar. engine yang beroperasi dalam kondisi normal, permukaan api (flame front) merambat dengan kecepatan tertentu (biasanya 100 ft/s) sampai seluruh campuran bahan bakar & udara terbakar. jika saat permulaan pembakaran berlangsung secara normal, tetapi saat akhir terjadi pembakaran dengan kecepatan tinggi secara sesaat, maka akan menghasilkan kenaikan tekanan yang berlebihan dalam ruang bakar.
  1. ANGKA OKTAN (OCTANE NUMBER) : engine pesawat dengan daya yang besar dapat dihasilkan dengan menggunakan bahan bakar dengan angka oktan tinggi.   penggunaan bahan bakar tersebut dapat menghasilkan kompresi rasio & tekanan manifold yang tinggi, sehingga meningkatkan daya & efisiensi. tetapi penggunaan fuel dengan angka oktan tinggi dapat menyebabkan detonasi, karena kondisi yang kurang baik atau pengendalian engine yang tidak tepat. sistem angka oktan didasarkan pada perbandingan suatu bahan bakar terhadap campuran iso-octane dan normal-heptane. angka oktan suatu bahan bakar diartikan sebagai bahan bakar. yang mempunyai sifat anti detonasi (antiknock) yang sama dengan suatu bbahan bakar. yang mengandung persentasi iso-oktan tertentu dalam campurannya. misalnya bahan bakar. dengan grade 91 (angka oktan 91), berarti bahan bakar tersebut mempunyai sifat anti knock yang sama dengn bahan bakar yang mempunyai kandungan 91% iso-oktan & 9% normal hepatana.

  1. 3.      HAL – HAL PENTING PADA SISTEM BAHAN BAKAR PESBANG
sistem bahan bakar pesawat berfungsi untuk memberikan aliran bahan bakar yang sudah tersaring bersih, dengan aliran konstan ke karburator atau unit pengendali bahan bakar (fuel control unit).
pemberian aliran bahan bakar ini harus sesuai dengan jumlah yang dibutuhkan engine dalam operasinya pada berbagai ketinggian dan sikap (attitude) terbang.
PERSYARATAN SYSTEM BAHAN BAKAR :
  1. A.     MEMPUNYAI KEANDALAN. 
masing – masing bahan bakar harus dikonstruksikan & disusun sedemikian rupa, sehingga menjamin aliran bahan bakar pada tekanan dan laju yang dibutuhkan oleh engine serta auxilliary power unit (apu) dalam setiap kondisi operasinya.
  1. B.      SISTEM BAHAN BAKAR HARUS INDEPENDENCE (TIDAK TERGANTUNG). 
FILLER CAPfiller cap (tutup lubang pengisian) harus dirancang agar pemasangannya mudah & tidak lepas saat penerbangan.  beberapa cap dilengkapi ventilasi sehingga tekanan tangki selalu menyesuaikan dg tekanan atmosfer. pada daerah dekat cap biasanya dilengkapi plate bertuluskan “fuel” dan jenis serta grade minimum yang tepat sesuai yang digunakan pesawat tersebut.
  1. C.      PELINDUNG PETIR (LIGHTNING PROTECTION). sistem bahan bakar harus dilengkapi dengan alat untuk mencegah terjadinya kebakaran akibat sambaran petir.
  1. D.     ALIRAN BAHAN BAKAR (FUEL FLOW). aliran bahan bakar dengan cara gravity harus dapat memberikan supply paling rendah 150% dari kebutuhan aliran saat take-off. untuk sistem yang menggunakan tekanan (pressure feed system), aliran bahan bakar reciprocating engine paling rendah 125% dari kebutuhan take off persyaratan ini ditentukan dari hasil uji.
  1. E.      KEBUTUHAN INDICATOR UNTUK SISTEM BAHAN BAKAR. lampu peringatan (warning light) & kendali (control). indikator yang dibutuhkan dlm system bb. al:
indikator pengukur jumlah bahan bakar (fuel quantity indicator),
penunjuk tekanan (fuel pressure indicator),
penunjuk temperatur ( fuel-temperature indicator),
penunjuk aliran bahan bakar (fuel flow indicator).
  1. 4.      KOMPONEN – KOMPONEN SISTEM BAHAN BAKAR
    1. TANGKI BAHAN BAKAR (FUEL TANK)
1)     INTEGRAL TANK
2)   RIGID REMOVEABLE TANK (TANGKI YANG DAPAT DIBONGKAR)
3)    BLADER FUEL CELL
4)   EXTERNAL TANK
5)   SURGE TANK
  1. FUEL PUMP (POMPA BAHAN BAKAR)
1)   ENGINE DRIVEN FUEL PUMP
2)   AUXILLIARRY FUEL PUMP (BOOSTER PUMP)
3)   EJECTOR PUMP
  1. KATUB PENGURASAN (DRAIN VALVE)
  2. FEUL SELECTOR VALVE DAN SHUTTOFF VALVE (FSV)
  3. FUEL HEATER (PEMANAS BAHAN BAKAR)
  4. FILLER CAP (TUTUP LUBANG PENGISIAN)
  5. FUEL LINES DAN PIPING
  1. 5.      SISTEM ALIRAN BAHAN BAKAR
    1. GRAFITY FEED
    2. PRESSURE-FEED SYSTEM
    3. SISTEM FEED-PRESSURE
    4. SISTEM BAHAN BAKAR PESAWAT RINGAN ENGINE DUA (LIGHT AIRCRAFT TWIN ENGINE)
    5. SISTEM BAHAN BAKAR UNTUK TURBOPROP
    6. SISTEM BAHAN BAKAR PESAWAT BESAR ENGINE TURBO
A)  FUELING RECEPTACLE
                        B)  RESTRICTING ORIFICE
C)  MANUALLY OPERATED SHUTTOFF  VALVE
D)  FUELING-LEVEL CONTROL SHUTTOFF  VALVE
E)  FUELING-LEVEL CONTROL PILOT VALVE
F)  MOTOR DRIVEN VALVE
G)  FUEL FLOW TRANSMITTER

6.   SISTEM PENGENDALIAN
  1. PRIMER DAN SISTEM PRIMING
  1. SYSTEM VENTILASI
  2. SISTEM PENGISIAN BAHAN BAKAR BERTEKANAN (PRESSURE FUELING SYSTEM)
  3. SISTEM BAHAN BAKAR “CROSS FEED
  4. SISTEM PEMBUANG BAHAN BAKAR (FUEL JETTISON SYSTEM)
  5. SISTEM DILUSI OLI (SISTEM PENGENCERAN OLI)
  1. 7.      KOMPONEN – KOMPONEN SISTEM BAHAN BAKAR
    1. A.     TANGKI BAHAN BAKAR (FUEL TANK)
Berfungsi sebagai penyimpan bahan bakar yang digunakan untuk operasi engine pesawat terbang.   kontruksi fuel tank pesawat terbang dari bahan paduan aluminium, karet sintetis tahan bahan bakar, bahan-bahan komposit ataupun baja tahan karat (stainless steel).
JENIS FUEL TANK
  1.  INTEGRAL TANK. tangki yang merupakan bagian integral (menjadi satu) dengan struktur dasar pesawat.
bagian – bagian struktur, al:  kulit sayap (wing skin), ribs, stiffeners & stringers sehingga membentuk tangki.
guna mencegah kebocoran digunakan bahan sealing, yang terbuat dari karet sintetis.

  1. RIGID REMOVEABLE TANK (TANGKI YANG DAPAT DIBONGKAR).   merupakan tangki yang terbuat dari metal (biasanya dari aluminium yang dilas). berbentuk ruang guna menyimpan bahan bakar. jenis tangki ini banyak digunakan pada pesawat-pesawat kecil.

  1. BLADER FUEL CELL.  berupa kantong karet yang konstruksinya diperkuat yang digunakan untuk menyimpan bahan bakar. komponen blader fuel cell al : ventilasi, fitting penguras (drain valve), fuel quantity indicator dsb.  baldder fuel cell dipasang dalam ruang dalam pesawat dengan cara memasukkanya dengan melipat.

  1. EXTERNAL TANK.   adalah tangki yang diluar struktur pesawat, biasanya dipasang pada pylon dibawah sayap. beberapa jenis external tank yang bisa dijatuhkan saat penerbangan jika tangki tersebut tidak dibutuhkan, atau bisa dilepas dengan mudah dan cepat. pada bagian dalam tangki biasanya disekat oleh beberapa bulkhead.
  1. SURGE TANK. biasanya dipasang pada pesawat transport dengan konstruksi mirip seperti tangki jenis integral.  surge tank sebenarnya tidak diisi bahan bakar, namun hanya digunakan untuk penampungan kelebihan atau tumpahan bahan bakar terutama pada saat pengisian bahan bakar.  letak surge tank dalam pesawat dapat dilihat pada gambar 2-2.

  1. B.      FUEL PUMP (POMPA BAHAN BAKAR)
pompa bahan bakar digunakan untuk memompa bahan bakar dari tangki ke engine, memompa bahan bakar dari tangki yang satu ke tangki yang lain serta dari engine kembali ke tangki. prinsip kerja pompa bahan bakar    sama seperti pompa hidrolik atau jenis pompa lainnya. namun karena sifat bahan bakar yang mudah terbakar jika dipompa, maka bahan dan perancangan pompa bahan bakar harus dapat mencegah terjadinya kebakaran.
JENIS – JENIS POMPA
  1. 1.      ENGINE DRIVEN FUEL PUMPfungsi engine driven fuel pump (pompa bahan bakar yang diputar engine) adalah untuk memberikan bahan bakar secara kontinyu dengan tekanan yang tepat selama engine beroperasi.

  1. 2.      AUXILIARY FUEL PUMP (BOOSTER PUMP).   booster pump merupakan bagian penting dalam system bahan bakar, karena berfungsi :
    1. penghasil tekanan dalam bahan bakar pada saat start engine (fuel engine driven pump belum bekerja)
    2. penghasil tekanan bahan bakar pada saat emergensi yaitu saat fuel engine driven pump mati/rusak.
    3. menambah kapasitas pemompaan fuel engine driven pump guna menjamin tekanan bahan bakar yang cukup pada kondisi tertentu, al: pada saat pesawat dalam proses take off dan landing.
    4. memindahkan bahan bakar dari tangki satu ke tangki lainnya.
  1. 3.      EJECTOR PUMP.   berguna untuk menghisap fuel dari tempat yang relative jauh dari tangki & memberikan feul bertekanan untuk fuel control unit (fcu). pompa ini tidak mempunyai bagian-bagian bergerak melainkan hanya tergantung pada aliran bahan bakar dari engine driven pump.
EJECTOR PUMP
  1. C.      KATUB PENGURASAN (DRAIN FALVE)
sistem fuel pesawat terbang dilengkapi drain valve, sehingga system dapat dikuras saat pesawat di ground.  drain valve dapat menjadi satu dengan filter bahan bakar (feul strainer), pada sump (tampungan) atau pada tempat lainnya.  katup pada sump digunakan untuk menguras akumulasi uap dari tangki dan untuk menguras feul dari tangki yang masih tersisa setelah defueling.
  1. D.     FUEL SELECTOR FALVE DAN SHUTTOF FALVE (FSV)
fsv digunakan untuk  menutup aliran bahan bakar, memilih tangki yang akan digunakan (jika menggunakan multi tank), memindahkan feul dari tangki satu ke tangki lainnya serta mengarahkan fuel ke satu atau lebih engine (yang menggunakan multi engine).  satu atau lebih dari katub-katub tersebut digunakan untuk menutup semua aliran bahan bakar ke tiap-tiap engine. katub harus mudah dioperasikandan lokasinya mudah dijangkau oleh pilot atau flight engineer.
pada instalasi multi tangki, susunan katub harus disusun  sehingga setiap tangki dapat digunakan secara terpisah. fuel shutoff valve untuk pesawat besar dihubungkan dengan system pemadam kebakaran, sehingga aliran bahan bakar dapat ditutup secara otomatis jika terjadi panas berlebihan atau kebakaran.
  1. E.      FUEL HEATHER (PEMANAS BAHAN BAKAR)
pemanas bahan bakar biasaanya digunakan dalam system fuel pada turbin engine, utnuk mencegah terbentuknya kristal es yang dapat menyumbat filter.  jika temperatur fuel dalam tangki dibawah titik beku air, maka partikel air akan membeku.  jika bahan bakar yang mengandung kristal es mengalir melalui filter, maka dapat terjadi penyumbatan.
  1. F.       FILLER CAP (TUTUP LUBANG PENGISIAN)
filler cap harus kedap dan dirancang tidak bisa terlepas dalam penerbangan.  ventilasi tangki biasanya terdapat pada filler cap. fuel cap dilepas dengan cara mengangkat dan memutar handel pada pusat cap.  rantai pada fuel cap berguna untuk mencegah agar cap tidak jatuh saat dibuka.  pada saat dipasang, fuel cap permukaannya rata dengan sayap dan kedap bocor karena adanya seal “o” ring.
  1.  G.     FUEL LINES DAN PIPING
SISTEM BAHAN BAKAR PESAWAT MENGGUNAKAN PIPA-PIPA PADUAN ALUMINIUM, TEMBAGA ATAU JENIS LAIN DAN SELANG (FLEXIBLE HOSE) DENGAN FITTING. HOSE INI TERBUAT DARI KARET SINTETIS DAN DIPERKUAT DENGAN ANYAMAN FIBER.  JENIS HOSE LAIN YAITU : WEATHER HEAD 3H-241 YANG DILENGKAPI DENGAN JENIS FITTING YANG BISA DIGUNAKAN LAGI.  YANG DAERAH OPERASI KERJA ANTARA -40 S/D 300F (-40 S/D 149C) JIKA DIGUNAKAN DALAM BAHAN BAKAR.
  1. 8.      SISTEM ALIRAN BAHAN BAKAR
KLASIFIKASI SISTEM ALIRAN BAHAN BAKAR
  1. A.     GRAFITY FEED
GRAFITY FEED MENGGUNAKAN GAYA GRAFITASI UNTUK MENGALIRKAN BAHAN BAKAR KE MEKANISME PENGONTROL BAHAN BAKAR (KARBURATOR). KARENA ITU POSISI TANGKI HARUS LEBIH TINGGI DARI POSISI KARBURATOR. PADA GAMBAR DITUNJUKAN BAHAN BAKAR YANG MENGALIR DARI TANGKI SECARA GRAFITASI MELALUI PIPA KE SELECTOR VALVE, SELANJUTNYA MELALUI FILTER MENUJU KARBURATOR. FUEL UNTUK  KEPERLUAN PRIMING DIAMBAIL DARI FILTER UTAMA PADA TANGKI.
KARENA KEDUA TANGKI MEMBERIKAN BAHAN BAKAR SECARA SIMULTAN, MAKA RUANG KOSONG PADA KEDUA PERMUKAAN TANGKI HARUS SALING DIHUBUNGKAN DAN DIVENTILASIKAN KE UDARA.
  1. B.      PRESSURE FEED SYSTEM
PRESSURE FEED MENGGUNAKAN POMPA UNTUK MENGHISAP FUEL DARI TANGKI KE KOMPONEN PENGONTROL DARI ENGINE. SYSTEM INI DIPERLUKAN KARENA POSISI TANGKI BAHAN BAKAR TERLALU RENDAH UNTUK MENGHASILKAN TEKANAN HEAD, ATAU JARAK TANGKI YANG RELATIVE JAUH DENGAN ENGINE. SYSTEM PRESSURE FEED PADA GAMBAR ADALAH UNTUK PESAWAT JENIS LOW WING, DIMANA POSISI KARBURATOR KURANG LEBIH SAMA TINGGINYA DENGAN KARBURATOR ENGINE. AKIBAT SEDOTAN ELECTRIC FUEL PUMP MENYEBABKAN BAHAN BAKAR MENGALIR MELALUI SELECTOR VALVE, MENUJU STRAINER (FILTER), POMPA DAN SELANJUTNYA KE KARBURATOR.
  1. 9.      SISTEM BAHAN BAKAR PESAWAT BESAR ENGINE TURBO
KOMPONEN – KOMPONEN SISTEM :
  1. FUELING RECEPTACLE.  DIGUNAKAN SEBAGAI PENGIKAT SELANG PENGISIAN FUEL.
  2.  RESTRICTING ORIFICE.  SEBAGAI ALAT YANG DIGUNAKAN UNTUK MENCEGAH ALIRAN SECARA BERLEBIHAN SELAMA PENGISIAN BAHAN BAKAR DENGAN TEKANAN.
  3. MANUALLY OPERATED SHUTTOFF  VALVE.   KATUB INI DIPASANG PADA PRESSEURE-FUELING STATION UNTUK MENUTUP SALURAN.
  4.  FUELING-LEVEL CONTROL SHUTTOFF  VALVE. KATUB YANG SECARA OTOMATIS MENUTUP PIPA KE TANGKI JIKA TANGKI TELAH PENUH.
  5. FUELING-LEVEL CONTROL PILOT VALVE.  KATUB YANG AKAN MENUTUP SELAMA PENGISIAN BAHAN BAKAR MENYEBABKAN TEKANAN PADA FUELING-LEVEL-CONTROL SHUTOFF VALVE, SEHINGGA KATUB AKAN MENUTUP (GAMBAR 2-25)
  6. MOTOR DRIVEN VALVEKATUB YANG DIOPERASIKAN OLEH MOTOR LISTRIK BERGUNA UNTUK MENGONTROL ALIRAN FUEL KE SELURUH SYSTEM.
  7. FUEL FLOW TRANSMITTER.  TRANSMITTER YANG MERUPAKAN SENSING KECEPATAN ALIRAN BAHAN BAKAR KE ENGINE.
  1. 10.    SISTEM PENGENDALIAN
SISTEM PENGENDALIAN ALIRAN BAHAN BAKAR TIDAK TERLIBAT DALAM FUNGSINYA SEBAGAI PENGARAH ALIRAN DARI TANGKI KE ENGINE, NAMUN BERFUNGSI SEBAGAI PENCEGAH KERUSAKAN SYSTEM, MENINGKATKAN KAPABILITAS OPERASIONAL PESAWAT TERBANG DAN MENGELIMINIR KONDISI BAHAYA.
SISTEM PENGENDALIAN BAHAN BAKAR ANTARALAIN :
  1. A.     PRIMER DAN SISTEM PRIMING
UNTUK ENGINE SYSTEM BUKAN ENJEKSI, KADANG-KADANG SEBELUM START  KARBURATOR TIDAK BERFUNGSI SECARA BAIK SAMPAI ENGINE HIDUP. DENGAN DEMIKIAN DIPERLUKAN SISTEM YANG TERPISAH UNTUK MENGALIRKAN BAHAN BAKAR YANG AKAN DIGUNAKAN STARTING ENGINE, YAITU SYSTEM PRIMING.
  1. B.      SISTEM VENTILASI
SYSTEM VENTILASI PADA BAHAN BAKAR DIRANCANG UNTUK MENCEGAH PENINGKATAN TEKANAN DALAM TANGKI. SYSTEM VENTILASI MEMPERTAHANKAN TANGKI PADA TEKANAN ATMOSFER.  TEKANAN BERLEBIHAN DALAM TANGKI AKAN MERUSAKKAN STRUKTUR TANGKI, SEDANGKAN TEKANAN RENDAH AKAN MENYEBABKAN TIDAK BERFUNGSINYA SYSTEM DAN BERKURANGNYA JUMLAH ALIRAN BAHAN BAKAR KE ENGINE.
C.      SISTEM PENGISIAN BAHAN BAKAR BERTEKANAN (PRESSURE FUELING SYSTEM)
SYSTEM BAHAN BAKAR BERTEKANAN DIDASARKAN PADA SYSTEM PENGISIAN BAHAN BAKAR SATU TITIK ATAU SINGLE POINT REFUELING (SPR). SECARA TEKNIS PESAWAT BESAR HANYA MENGGUNAKAN SATU SALURAN UNTUK PENGISIAN SEMUA TANGKI. SYSTEM BAHAN BAKAR BERTEKANAN MENGGUNAKAN PERALATAN YANG SAMA UNTUK PENGISIAN BAHAN BAKAR PESAWAT TERBANG, TETAPI PESAWAT BISA MEMPUNYAI SALURAN PENGISIAN BAHAN BAKAR YANG TERPUSAT UNTUK SETIAP TANGKI.
  1. D.     SISTEM BAHAN BAKAR “CROSS FEED”
SEBAGIAN BESAR PESAWAT MULTIENGINE, MANIFOLD BAHAN BAKAR DIHUBUNGKAN SEDEMIKIAN RUPA SEHINGGA SETIAP TANGKI DAPAT MENGALIRKAN BAHAN BAKAR KE TIAP ENGINE.  KEUNTUNGAN SYSTEM INI ADALAH BAHWA PEMBERIAN BAHAN BAKAR KE ENGINE LEBIH BERSIFAT FLEXIBLE. JIKA ENGINE MATI, FUEL DENGAN SEGERA DAPAT DIGUNAKAN UNTUK ENGINE YANG LAIN.  DEMIKIAN JUGA JIKA TANGKI RUSAK ATAU BOCOR, MAKA ENGINE YANG BERSANGKUTAN DAPAT DIJAMIN ALIRANNYA DARI TANGKI LAIN MELALUI CROSSFEED MANIFOLD.
  1. E.      SISTEM PEMBUANG BAHAN BAKAR (FUEL JETTISON)
FUEL JETTISON SYSTEM TERDIRI DARI KOMPONEN-KOMPONEN PIPA, KATUB DAN POMPA YANG DIGUNAKAN UNTUK MEMBUANG FUEL PADA SAAT PENERBANGAN DARURAT. SYSTEM JETTISON DAN OPERASINYA HARUS BEBAS DARI BAHAYA KEBAKARAN.
  1. F.       SISTEM DILUSI OLI (SISTEM PENGENCERAN OLI)
OLI DAPAT MENJADI BERAT DAN SULIT MENGALIR SAAT CUACA DINGIN, SEHINGGA MENYEBABKAN ENGINE SULIT START. CARA START ENGINE SAAT TEMPERATURE SANGAT DINGIN ADALAH DENGAN DILUSI OLI.  CARA INI DILAKUKAN DENGAN MENGHUBUNGKAN KARBURATOR ATAU SUMBER TEKANAN BAHAN BAKAR YANG LAIN, MELALUI KATUB SOLENOID KE KATUB DRAIN ATAU SYSTEM OLI BENTUK “Y”. OLI DIENCERKAN DENGAN DIPANASKAN MISALNYA SAAT AKHIR PENERBANGAN YAITU SEBELUM ENGINE DIMATIKAN.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar