Jumat, 20 Februari 2015

Prinsip Kerja Sistem Starter

Prinsip Kerja Sistem Starter
Komponen Sistem Starter 
Motor Starter tidak dapat bekerja jika tidak ada sumber tenaga yang menggerakkannya. Sistem Starter adalah serangkaian komponen yang terkait satu sama lain untuk menghidupkan starter. Komponen – komponen sistem starter meliputi
:
  1. Kunci kontak (ignition switch)
  2. Fuse ( fusibel link )
  3. Kabel penghubung
  4. Baterai
  5. Motor Starter
Cara Kerja Motor Starter
1. Posisi Kunci Kontak ST
Apabila starter switch diputar ke posisi ON, maka arus baterai mengalir melalui hold in coil ke massa dan di lain pihak pull in coil, field coil dan ke massa melalui armature. Pada saat hold dan pull in coil membentuk gaya magnet dengan arah yang sama, dikarenakan arah arus yang mengalir pada kedua kumparan tersebut sama.
Dari kejadian ini kontak plate (plunger) akan bergerak ke arah menutup main switch, sehingga drive lever bergerak menggeser starter clutch ke arah posisi berkaitan dengan ring gear.
Karena arus yang mengalir ke field coil pada saat itu relatif kecil maka armature berputar lambat dan memungkinkan perkaitan pinion dan ring gear menjadi lembut. Pada keadaan ini kontak plate belum menutup main switch.
2. Pada Saat Pinion Berkaitan Penuh
Bila pinion gear sudah berkaitan penuh dengan ring gear, kontak plate akan mulai menutup main switch.
3. Saat Kunci Kontak Posisi On
Kondisi ini mengakibatkan magnet yang timbul pada pull-in coil dan hold-in coil saling meniadakan, karena arah arus berlawanan. Dengan demikian as selenoid mudah kembali bergerak seperti semula (kearah kanan), karena tarikan pegas. Begitu juga dengancontact plate yang terlepas dari terminal 30 dan C, arus dari baterai terputus, armatur berhenti berputar.
Apabila sistem stater tidak bekerja normal (sesuai cara kerja motor stater konvensional), serta perlu melakukan pemeriksaan dan perbaikan motor stater (trouble shooting) sesuai analisis fungsi komponen dan cara kerjanya.

CARA KERJA MOTOR STARTER

Motor starter pada sepeda motor berfungsi sebagai pengganti kick starter, agar pengendara tidak perlu lagi menendangkan kakinya untuk menghidupkan mesin. Meski demikian, sepeda motor yang memiliki motor starter dilengkapi juga dengan kick starter. Pengendara diheri pilihan untuk menggunakan salah satunya pada waktu tertentu. Misalnya ketika motor starter ada kerusakan maka kick starter seketika bisa dipakai.
• Kelemahan pada battery akan mengakibatkan motor starter kurang cepat berfungsi, atau suplai arus listrik untuk sistim pengapian akan berkurang (untuk mesin dengan sistim pengapian battery).
• Apabila pada saat tombol starter ditekan, tetapi mesin tidak berputar, salah satu kemungkinan penyebab adalah terjadi kerusakan pada motor starter.
1 Konstruksi Dasar Motor Starter
Motor starter mengubah energi listrik dan batere menjadi tenaga putar seketika untuk memicu hidupnva mesin. Gambar 4.1 memperlihatkan konstruksi dasar motor starter. Komponen utamannya terdiri atas kumparan medan (field coil), jangkar (armature), dan komponen pemindah tenaga dari motor starter ke bagian mesin (poros engkol).
Bagian-bagian yang termasuk sistem kelistrikan pada sepeda motor meliputi sistem starter (motor starter), sistem pengisian, sistem pengapian, atau listrik untuk instrumen. Sebagai sumber listrik utamanya ada yang menggunakan batere ada juga yang menggunakan pembangkit listrik AC yang disebut alternator
Pada motor starter biasanya terdapat empat buah kumparan medan pole core yang masing-masing dengan jumlah lilitan yang dibuat banyak. Ini dimaksudkan untuk memperbesar medan magnet yang timbul. Demikian juga jumlah lilitan pada armature dibuat banyak (berbentuk gulungan ). Sehingga dapat dihasilkan tenaga putar cukup besar untuk memutarkan poros engkol.
Pada salah satu ujung armature terdapat gigi yang berfungsi memperkecil output putaran armature tetapi memperbesar momen putaran. Dalam memperbesar momen putar (tenaga putar) ini dibantu juga oleh adanya perbandingan gigi sprocket pada starter dan gigi sprocket pada poros engkol. Sehingga terjadi perbandingan reduksi sekitar 6 : 1 . Artinya j ika motor starter sudah berputar 6 kali maka poros engkol harus berputar 1 kali
Posted by JAENUDIN JEMBE at 5:03 AM

rangkaian cara kerja dinamo stater pada mobil



Cara Kerja Dinamo Stater atau Motor Starter Pada Mobil
Motor Stater atau dinamo stater merupakan salah satu komponen mesin kendaraan yang berfungsi untuk memutar mesin untuk pertama kali.
Gambar di atas adalah sistem stater mobil dengan dengan cara menginjak pedal kopling, hal ini di maksudkan untuk mengingatkan kita sebagai pengendara agar tidak lupa pastikan bahwa sebelum stater mesin, gigi persneleng harus netral. Agar mobil tidak langsung lari kalau saat stater kondisi gigi persneleng atau transmisi sedang masuk.
Sistem diatas di maksudkan untuk kita yang punya kebiasaan parkir kendaraan dengan masukan gigi persneleng untuk membantu pengereman, kebiasaan yang tidak perlu di lakukan, kan sudah ada hand rem.
Berikut cara kerja motor stater secara umum:
Sambil perhatikan gambar di atas, kalau kurerbesar, saat starter switch atau kunci kontak posisi start arah aliran arus terlihat gambar di bawah.
Pull-in-coil akan menarik kontak untuk menghubungkan terminal “30” dengan terminal ” C ” jika arus listrik sampai ke ground.
Artinya tidak ada jalur yang terputus antara Pull-in-coil sampai ke ground, tetapi jika arus listrik terputus mungkin disebabkan karbon brush habis ” karbon brush terletak sebelum dan sesudah armature”, pull-in-coil tidak akan bekerja dan motor stater tidak akan berkerja.
Tanda untuk mobil dengan relay stater, hanya akan terdengar kontak relay stater terhubung saat stater tetapi dinamo stater atau motor starter tidak bekerja, ini kalau karbon brush habis.
Pada kondisi normal setelah Pull-in-coil menarik kontak sekaligus plunger dan shift lever mendorong pinion untuk menghubungkan putaran motor stater dengan roda gila atau flywheel, secara elektrikal berikut arah aliran arus listriknya.
Setelah kontak selenoid atau terminal “30” dan terminal “C” terhubung, pull-in-coil tidak bekerja lagi karena tegangan atau voltase antara terminal “50” dengan terminal “C” hampir sama.
Saat motor stater memutar roda gila, Hold-in-coil memegang peranan utama untuk menahan kontak untuk menghubungkan terminal “30” dan terminal “C” dan menahan gigi pinion yang memutar flywheel atau roda gila, sampai mesin hidup.

Contoh Rangkaian Motor Starter Star-Delta

September 30, 2010Chandra MDELeave a commentGo to comments
38 Votes
Langsung saja, berikut adalah gambar rangkaian kontrol dan rangkaian daya motor starter star-delta untuk motor AC induksi tiga-fasa. PB ON adalah komponen push-button NO yang digunakan untuk menghidupkan rangkaian, sedangkan PB1 adalah komponen push-button NC yang digunakan untuk mematikan rangkaian.
Ketika PB-ON ditekan, maka K1T1, dan K3 akan ON. Kontak K1-NO berfungsi sebagaipengunci sehingga K1, T1, dan K3 akan tetap ON meskipun PB-ON telah dilepas. Pada saat ini motor running dengan konfigurasi STAR.
Selanjutnya T1 akan menghitung hingga nilai hitungan timer mencapai target. Ketika T1 mencapai target maka kontak output T1-NO akan ON. Dengan demikian, K3 akan OFF dan K2 akan ON, dan motor running dengan konfigurasi DELTA.
Kontak K2-NC dan K3-NC berfungsi sebagai interlock yang memastikan bahwa kontaktor star dan kontaktor delta aktif secara bergantian.
Lamanya on-delay timer praktis kurang-lebih antara 3-5 detik. Tapi Untuk lebih tepatnya, Anda bisa mencari tahu lebih banyak mengenai rangkaian Star-Delta ini, karena masih banyak detil yang tidak dibahas dalam tulisan yang hanya memberikan contoh rangkaian dan sedikit sekelumit prinsip kerjanya saja.
Semoga bermanfaat dan Selamat Belajar!
Jika Anda ingin mengetahui rancangan panel driver dan pengontrol kecepatan motor AC Induksi tiga-fasa, silakan mengikuti link berikut ini:

cara kerja motor starter

Motor Stater atau dinamo stater merupakan salah satu komponen mesin kendaraan yang berfungsi untuk memutar mesin untuk pertama kali.
Gambar di atas adalah sistem stater mobil dengan dengan cara menginjak pedal kopling, hal ini di maksudkan untuk mengingatkan kita sebagai pengendara agar tidak lupa pastikan bahwa sebelum stater mesin, gigi persneleng harus netral. Agar mobil tidak langsung lari kalau saat stater kondisi gigi persneleng atau transmisi sedang masuk.
Sistem diatas di maksudkan untuk kita yang punya kebiasaan parkir kendaraan dengan masukan gigi persneleng untuk membantu pengereman, kebiasaan yang tidak perlu di lakukan, kan sudah ada hand rem.
Berikut cara kerja motor stater secara umum:
Sambil perhatikan gambar di atas, kalau kurang jelas tick gambar untuk perbesar, saat starter switch atau kunci kontak posisi start  arah aliran arus terlihat gambar di bawah.
Pull-in-coil akan menarik kontak untuk menghubungkan terminal “30” dengan terminal ” C ” jika arus listrik sampai ke ground.
Artinya tidak ada jalur yang terputus antara Pull-in-coil sampai ke ground, tetapi jika arus listrik terputus mungkin disebabkan karbon brush habis ” karbon brush terletak sebelum dan sesudah armature”, pull-in-coil tidak akan bekerja dan motor stater tidak akan berkerja.
Tanda untuk mobil dengan relay stater, hanya akan terdengar kontak relay stater terhubung saat stater tetapi dinamo stater atau motor starter  tidak bekerja, ini kalau karbon brush habis.
Pada kondisi normal setelah Pull-in-coil menarik kontak sekaligus plunger dan shift lever mendorong pinion untuk menghubungkan putaran motor stater dengan roda gila atau flywheel, secara elektrikal berikut arah aliran arus listriknya.
Setelah kontak selenoid atau terminal “30” dan terminal “C” terhubung, pull-in-coil tidak bekerja lagi karena tegangan atau voltase antara terminal “50” dengan terminal “C” hampir sama.
Saat motor stater memutar roda gila, Hold-in-coil memegang peranan utama untuk menahan kontak untuk menghubungkan terminal “30” dan terminal “C” dan menahan gigi pinion yang memutar flywheel atau roda gila, sampai mesin hidup.
Download 1NZ-FE starter, file berisi:
Komponen starter, cara periksa dan kerja komponen starter,pembongkaran dan pemasangan, silakan lihat di http://www.ac-elektrik.com/2011/05/cara-kerja-stater-mobil.html.

Motor Starter Tipe Reduksi

Ditulis oleh: RaigaTeamSabtu, 02 Februari 2013
Istilah reduksi pada motor starter berarti mengurangi atau menurunkan. Yang diturunkan adalah putaran motor starter. Jadi motor starter jenis reduksi merupakan motor starter yang putaran armaturenya direduksi atau diturunkan dengan sistem penurun putaran berupa roda gigi. Penurunan putaran motor starter ini berefek pada naiknya tenaga putar atau torsi motor tersebut. Beberapa bentuk motor starter tipe reduksi yang banyak dijumpai diperlihatkan pada gambar dibawah ini.
Bagian-bagian dari motor starter tipe reduksi diperlihatkan dengan jelas pada gambar di bawah ( konstruksi motor starter tipe reduksi ). Bagian-bagian utama dari motor starter ini adalah solenoid, armature, kumparan medan, kopling starter, gigi reduksi, gigi pinion, tuas penggerak, komutator dan rumah starter. Penjelasan tiap komponen motor starter diuraikan sebagai berikut :
Bagian-Bagian Motor Starter Tipe Reduksi
Solenoid (Magnetic Switch) 
Solenoid atau Magnetic Switch pada motor starter model reduksi bentuknya agak berbeda dengan solenoid pada tipe konvensional. Namun demikian ada juga solenoid motor starter tipe reduksi yang bentuknya sama persis dengan solenoid tipe reduksi. Terminal-terminal yang ada pada solenoid motor starter reduksi yaitu teminal 30, terminal 50 dan terminal C. terminal 50 adalah terminal yang dihubungkan dengan terminal ST pada kunci kontak. Terminal 30 adalah terminal yang langsung dihubungkan dengan positif baterai menggunakan kabel yang besar agar arus yang besar dapat mengalir saat distart. Di dalam solenoid motor starter tipe reduksi juga terdapat 2 buah kumparan yang disebut dengan pull-in coil dan hold-in coil.
Prinsip kerja solenoid pada motor starter tipe reduksi pada prinsipnya sama dengan cara kerja solenoid pada motor starter tipe konvensional. Berikut dijelaskan cara kerja solenoid pada motor starter jenis reduksi
Bila kunci kontak dalam keadaan tertutup, arus mengalir dari terminal 50 ke kumparan pull-in coil, kemudian ke terminal C kemudian ke massa (melalui kumparan medan pada motor starter).Pada saat yang sama arus juga mengalir ke terminal 50 ke kumparan hold-in coil kemudian ke massa. Akibatnya akan terjadi medan magnet pada pull-in coil dan hold-in coil sehingga plunyer tertarik. Tertariknya plunyer terutama diakibatkan oleh medan magnet yang dihasilkan oleh pull-in coil. Plunyer dapat tertarik pada saat pull-in coil dialiri arus karena posisi plunyer tidak simetris atau tidak ditengah kumparan sehingga saat terjadi medanmagnet pada pull-in coil plunyer akan tertarik dan bergerak ke kiri sehingga plat kontak menempel mengubungkan terminal utama 30 dan terminal penghubung C. Dengan kejadian ini maka terminal 30 dan terminal C akan terhubung secara langsung melalui plat kontak. Pada sisi sebelah kiri plunyer dihubungkan dengan kopling starter dan gigipinion yang ikut terdorong oleh plunyer saat pull-in coil bekerja sehingga gigi pinion bergerak maju berkaitan dengan roda gigi penerus (flywheel).
Terhubungnya plat kontak dengan terminal utama (terminal 30 dan terminal C) menyebabkan arus yang besar mengalir dari baterai ke terminal 30 ke terminal C kemudian kemassa melalui kumparan medan dan armature. Saat plat kontak terhubung dengan terminal 30 dan terminal C, tegangan di terminal C sama dengan tegangan di terminal 30 dan terminal 50. Hal ini menyebabkan arus tidak mengalir dari terminal 50 ke pull-in coil dan kemanetan pada pull-in coil menjadi hilang. Untuk mempertahankan posisi plat kontak tetap menempel maka hold-in coil berperan dengan tetap menghasilkan medanmagnet sehingga arus yang besar tetap dapat mengalir ke motor starter lewat plat kontak (motor starter tetap berputar). Kumparan hold-in coil menghubungkan terminal 50 dan bodi solenoid dan berfungsi untuk menahan plunyer sehingga plat kontak tetap dapat menempel dengan terminal utama (menghubungkan terminal 30 dan terminal C).
Apabila kunci kontak dibuka, maka tidak ada arus yang mengalir ke terminal 50. Sesaat setelah kunci kontak dibuka, plat kontak masih menempel dan menghubungkan terminal 30 dan terminal C sehingga arus dari terminal C mengalir ke kumparan pull-in coil, ke kumparan hold-in coil kemudian kemassa. Arah aliran arus dari kedua kumparan tersebut berlawanan sehingga menghasilkan medan magnet yang saling berlawanan juga. Hal ini menyebabkan terjadinya demagnetisasi atau saling menetralkan medan magnet sehingga plunyer akan kembali ke posisi asalnya (lepas dari terminal utama) karena di dorong oleh pegas pengembali. Gambar dibawah menunjukkan konstruksisolenoid dan hubungannya dengan kopling starter dan gigi pinion. poros plunyer dan pegas pendorong terpasang satu sumbu pada lubang yang terdapat pada unit kopling starter dan poros pinion. Dengan demikian jika plunyer bergerak (karena pull-in coil bekerja) maka poros gigi pinion akan ikut terdorong sehingga pinion bergerak maju untuk berkaitan dengan ring gear.
kopling starter (overrunning clutch atau starter clutch)
Ketika mesin dihidupkan, pinion pada motor starter dan flywheel satu sama lainnya saling berkaitan. Jika mesin sudah hidup dan gigi pinion masih berkaitan dengan flywheel, maka sekarang fly wheel dapat memutarkan motor starter. Karena jumlah gigi pada flywheel jumlahnya jauh lebih banyak, maka putaran gigi pinion pada motor starter menjadi sangat tinggi. Hal ini dapat merusak motor starter terutama pada bagian armature, bantalan (bearing), komutator dan sikat. Untuk mencegah kerusakan tersebut, maka dipasang kopling starter yang bisa berputar dengan satu arah saja. Artinya, pada saat motor starter berputar gaya putar poros motor starter dapat disalurkan ke flywheel sehingga poros engkol dapat berputar, tetapi saat mesin sudah hidup, putaran mesin tidak dapat memutarkanmotor starter. Secara umum koling starter yang digunakan pada motor starter tipe reduksi dengan tipe konvensional adalah sama.
Saat armature berputar, rumah kopling berputar bersama armature, pegas roller pada kopling starter aka menekan roller bergerak ke kiri berlawanan dengan gerakan putarrumah kopling. Akibatnya roller akan terjepit didaerah yang sempit antara lubang roller pada rumah kopling dan inner race. Karena roller terjepit, maka inner race akan terkunci dan ikut berputar bersama-sama dengan rumah kopling. Karena inner race menjadi satu kesatuan dengan gigi pinion, maka gigi pinion akan berputar dan menggerakkan flywheel.
Jika mesin sudah hidup dan gigi pinion masih berhubungan dengan flywheel, maka sekarang flywheel akan memutarkan gigi pinion dan inner race, gerakan putar inner race ini menyebabkan roller terdorong dan bergerak ke arah kanan sehingga berada pada daerah lubang yang longgar. Hal ini menyebabkan roller dapat berputar dengan bebas (roller tidak terjepit) sehinggarumah kopling tidak ikut berputar. Dengan demikian kopling akan membebaskan atau memutuskan putaran mesin ke motor starter.
Gigi Reduksi 
Gigi reduksi merupakan komponen utama pada motor starter tipe ini yang membedakan dengan motor starter tipe konvensional. Armature pada motor starter tipe reduksi ukurannya lebih kecil namun putaran yang dihasilkan tinggi bila dibandingkan dengan tipe konvensional. Dengan gigi reduksi putaran tinggi pada armature akan direduksi atau diturunkan oleh rangkaian gigi reduksi.
Penurunan putaran ini berbalikan dengan torsi yang dihasilkan, torsi yang dihasilkan setelah mengalami penurunan putarn menjadi naik. Perbandingan gigi antaramotor starter ini sekitar 4 : 1 , ini berarti jika armature berputar 4000 rpm maka gigi pinion atau kopling starter berputar 1000 rpm. Namun penurunan sebanyak empat kalinya ini diikuti dengan naiknya tenaga putar sebanyak empat kalinya juga (dengan asumsi tidak ada penurunan tenaga selama gesekan).
Armature 
Secara umum konstruksi armature motor starter reduksi sama dengan armature pada motor starter tipe konvensional. Perbedaan pokoknya adalah pada ujung armature motor starter reduksi terdapat gigi pada porosnya, sedangkan pada tipe kenvensional tidak ada karena roda gigi pinionnya terpasang pada unit koling starter. Dengan kemampuan yang sama antara keduamotor starter tersebut , ukuran armature motor starter tipe reduksi lebih kecil dengan dibandingkan dengan tipe konvensional. Hal ini juga menguntungkan karena dengan armature yang kecil maka kebutuhan arusnya juga kecil sehingga baterai yang digunakan dapat lebih kecil.
Komutator 
Komutator berfungsi untuk mengalirkan arus dari kumparan medan melalui sikat positif ke kumparan armature dan dari kumparan aramture ke sikat negatif. Komutator yang tedapat pada motor starter jenis reduksi secara umum sama dengan komutator pada tipe lainnya
Kumparan Medan (Field Coil)
Kumparan medan secara khusus tidak ada perbedaan dengan kumparan medan motor starter tipe konvensional. Namun ukuran kumparan medan pada motor starter tipe reduksi lebih kecil dibandingkan dengan kumparan medan pada motor starter tipe konvensional
Sikat dan Pemegang Sikat (Brush and Brush Holder) 
Sikat berfungsi untuk mengalirkan arus dari kumparan medan ke komutator, dan dari kumparan armature ke massa. Sikat terpasang pada pemegang sikat yang menjadi tempat sikat yang dan ditekan oleh pegas sikat. secara umum sikat pada jenis motor starter jenis reduksi ini sama seperti pada sikat pada jenis motor starter tipe konvensional.
Cara Kerja Sistem Starter Tipe Reduksi 
Cara kerja sistem starter dengan motor tipe reduksi secara umum sama dengan cara kerja sistem starter dengan motor starter tipe konvensional. Cara kerjanya dibagi dalam tiga keadaan. Yaitu saat kunci kontak pada posisi ON (ST), saat plat kontak berhubungan dan saat kunci kontak tidak terhubung. Berikut dijelaskan cara kerja sistem starter secara rinci.
1. Saat kunci kontak pada posisi start (ST) 
Kunci kontak atau ignition switch yang diputar pada posisi start menyebabkan terjadinya aliran arus ke kumparan penarik (pull-in coil) dan ke kumparan penahan (hold-in coil) yang secara bersamaan. Berikut adalah aliran arus ke masing-masing kumparan tersebut :
  • Arus dari baterai mengalir ke kunci kontak – terminal 50 pada solenoid – kumparan pull in coil – terminal C – kumparan medan (field coil) – sikat positif – kumparan armature – sikat negatif – massa – (terbentuk medan magnet pada kumparan pull in coil)
  • Arus dari baterai mengalir melalui kunci kontak – terminal 50 pada solenoid – kumparan hold in coil – massa – (terbentuk medan magnet pada kumparan hold in coil).
Aliran arus pada kedua kumparan pull-in coil dan kumparan hold-in coil menyebabkan terjadinya kemagnetan pada kedua kumparan tersebut. Letak plunyer di dalam solenoid yang tidak simetris di atau tidak berada di tengah kumparan, menyebabkan plunyer akan tertarik dan bergerak ke kiri melawan tekanan pegas. Karena ada aliran arus (kecil) dari pull-in coil ke kumparan medan dan kumparan armature, maka medan magnet yang terbentuk di dalam kumparan medan dan armature lemah sehingga motor starter berputar lambat. Pada saat plunyer tertarik ke kiri dan plunyer juga mendorong unit kopling starter (starter clutch) bergerak ke kiri, gigi pinion berkaitan dengan ring gear. Pada kondisi plunyer tertarik (plat kontak belum menempel), motor starter berputar lambat. Putaran lambat ini membantu gigi pinion agar mudah masuk dan berkaitan dengan ring gear.
2. Saat gigi pinion berhubungan dengan ring gear 
Plunyer bergerak ke kiri pada saat kumparan pull-in coil dan kumparan hold-in coil menghasilkan medan magnet. Gerakan ini menyebabkan gigi pinion berkaitan penuh dengan ring gear dan plat kontak pada ujung kanan plunyer menempel dengan terminal utama pada solenoid sehingga terminal 30 dan terminal C terhubung. Arus yang besar dapat mengalir melewati ke dua terminal tersebut. Pada keadaan ini tegangan pada terminal 50 sama dengan tegangan di terminal 30 dan terminal C. karena tegangan di terminal C sama dengan tegangan di terminal 50, maka tidak ada arus yang mengalir ke kumparan pull-in coil dan kemagnetan di kumparan tersebut hilang. Secara rinci aliran arus pada keadaan ini dijelaskan sebagai berikut :
  • Arus dari baterai mengalir ke terminal 50 – kumparan hold in coil – massa (terbentuk medan magnet pada kumparan hold in coil)
  • Arus yang besar dari baterai mengalir ke terminal 30 – plat kontak – terminal C – kumparan medan – sikat positif – komutator – kumparan armature – sikat negatif – massa (terbentuk medan magnet yang sangat kuat pada kumparan medan dan kumparan armature, motor starter berputar)
Aliran arus yang besar melalui kumparan medan dan kumparan armature menyebabkan terjadinya medan magnet yang sangat kuat sehingga motor starter berputar cepat dan menghasilkan tenaga yang besar untuk memutarkan mesin. Medan magnet pada kumparan pull-in coil dalam kondisi ini tidak terbentuk karena arus tidak mengalir ke kumparan tersebut. Selama motor starter berputar, plat kontak harus dalam kondisi menempel dengan terminal utama pada solenoid. Oleh sebab itu, pada kondisi ini kumparan pada hold-in coil tetap di aliri arus listrik sehingga medan magnet yang terbentuk pada kumparan tersebut mampu menahan plunyer dan plat kontak tetap menempel. Dengan demikian, meskipun kumparan pada pull-in coil kemagnetannya hilang, pluyer tetap dalam kondisi tertahan.
3. Saat kunci kontak kembali pada posisi ON (IG) 
Setelah mesin hidup, maka kunci kontak dilepas dan kembali ke posisi ON. Namun demikian sesaat setelah kunci kontak dilepas, plat kontak masih dalam kondisi menempel. Pada keadaan ini terminal 50 tidak akan menerima kembali arus listrik dari baterai. Aliran arus listrik pada kondisi ini dijelaskan sebagai berikut :
  • Arus dari baterai mengalir ke terminal 30 – plat kontak – terminal C – kumparan medan – sikat positif – komutator – kumparan armature – sikat negatif – massa (masih terbentuk medan magnet secara kuat pada kumparan medan dan kumparan armature, motor starter masih berputar)
  • Arus dari baterai mengalir ke terminal 30 – plat kontak – terminal C – kumparan pull in coil – kumparan hold in coil – massa (kumparan pull in coil dan kumparan hold-in coil mengahsilkan medan magnet namun arahnya berlawanan)
Seperti yang dijelaskan pada aliran arus poin pertama , motor starter masih dialiri arus yang besar sehingga pada saat ini motor starter masih berputar. Aliran arus yang telah di jelaskan pada poin kedua terjadi juga pada kumparan pull-in coil dan hold-in coil. Dari penjelasan pada gambar di atas tampak bahwa aliran arus dari terminal C ke kumparan pull-in coil dan kumparan hold-in coil arahnya berlawanan dan kemagnetan yang dihasilkan juga akan berlawanan arah kutubnya sehingga terjadi demagnetisasi atau saling menghilangkan medan magnet yang terbentuk oleh kedua kumparan tersebut. Akibatnya, tidak ada kekuatan medan magnet yang dapat menahan plunyer dan plunyer akan bergerak ke kanan dan kembali keposisi semula terdorong oleh pegas pengembali sehingga plat kontak terlepas dari terminal 30 dan terminal C. arus yang besar akan berhenti mengalir dan motor starter berhenti berputar.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar