Jumat, 20 Februari 2015

Pasang Kopling Hidrolik, Motor Tampil Sporty Serasa Handling Ducati

TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG- Kenyamanan handling saat test drive sepeda motor Ducati Monster di Jakarta beberapa tahun lalu, menjadi alasan Dwi Kurniawan (33) memodifikasi Bajaj Pulsar 180 DTS-I miliknya.
Tahu kopling yang digunakan Ducati mengaplikasikan sistem kopling hidrolik. Pengusaha clothing itupun mencari tahu apakah bisa hal serupa diaplikasikan di tunggangannya tersebut.
Setelah mencari informasi di internet dan mengunjungi beberapa bengkel modifikasi di Semarang, ia menemukan cara pengaplikasian kopling hidrolik tersebut. Langsung, Dwi mengganti kopling manual di motor Bajaj Pulsar miliknya dengan kopling tanpa penggerak kawat itu.
"Saya sudah modifikasi motor saya sejak 2013 lalu. Warna merah saya pilih karena rasa ketertarikan saya dengan Ducati. Karena memiliki Ducati bisa dibilang sangat jauh (harapan), saya coba buat motor saya se-sporty mungkin dan handlingnya pun hampir mirip," ujar pria kelahiran Semarang, 24
April 1981 ini.
"Saya cari waktu itu kopling hidrolik yang dijual teman saya yang juga kebetulan pakai dan bisa sekaligus memasang di awal Juli 2014. Bedanya terasa memang, dengan kopling hidrolik handlingnya terasa empuk dan ringan. Sejak itu hingga kini masih bagus dan berfungsi secara baik," lanjut Dwi.
Yang paling bermanfaat baginya saat harus mengendarai motor di jalanan yang macet. Rasa pegal memegang kopling tidak dirasakan Dwi karena tarikan koplingnya tak seberat kopling manual.
"Sekitar tiga setengah bulan saya pakai juga tidak ada keluhan pada kopling. Berbeda dulu waktu pakai manual kabel kopling pernah putus saat saya bawa touring. Sampai mau cari spare part juga nggak gampang. Kalau kopling hidrolik risikonya bocor selang tapi tidak gampang bocor karena bahan yang saya gunakan sudah bagus," jelas bapak dua anak itu.
Mengganti kopling manual ke kopling hidrolik, Dwi membutuhkan dana hingga Rp 1,7 juta. Biaya itu sudah lengkap satu paket kopling hidrolik berisi, master, handle, tabung minyak, selang, dan tonjokan kopling. Plus oli dan pemasangannya. "Alhamdulillah dalam pemasangan tidak perlu mengorbankan bagian apapun. Karena motor saya sudah pakai firing, selang dan penempatan master kopling tidak perlu merubah apapun pada stang," ujarnya.
Hal berbeda dilakukan Fahmi Nur Ichwan (29). Pernah memasang kopling hidrolik di Yamaha New Vixion, karena selang bocor, dirinya balik lagi menggunakan kopling manual. "Sekitar dua bulan saya pasang kopling hidrolik. Waktu itu ingin coba pasang karena pengin lebih enak handlingnya. Namun beberapa bulan lalu selangnya bocor dan tidak bisa berfungsi lagi," ujar warga Bendan Ngisor, Kecamatan Gajahmungkur ini.
Karena belum memiliki dana dan merasa ribet keluar masuk bengkel, dia pakai lagi kopling manual lama yang dulunya dipakai. Fahmi menemukan hal unik saat kopling manual lama dipasang. "Tarikan kopling lama sampai saat ini ringan tak seperti dulu. Kalau kata teman saya yang bekerja di bengkel memang ada pengaruhnya setelah memakai kopling hidrolik lalu kembali ke kopling manual. Lebih ringan tapi tak seringan kalau pakai kopling hidrolik," aku Fahmi. (tribuncetak/alv)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar