1.
Suspensi Bagian Depan (Front Suspension)
Suspensi depan yang terdapat pada
sepeda motor pada umumnya terbagi tiga, yaitu:
a. Garpu batang bawah (bottom link
fork); jenis ini biasanya dipasang pada sepeda motor bebek model lama,
vespa atau scooter.
b. Garpu teleskopik (telescopic fork);
merupakan jenis suspensi yang paling banyak digunakan pada sepeda motor.
Suspensi teleskopik terdiri dari dua garpu (fork) yang dijepitkan pada
steering yoke.
Garpu teleskopik menggunakan penahan
getaran pegas dan oli (minyak pelumas) garpu. Pegas menampung getaran dan
benturan roda dengan permukaan jalan dan oli garpu mencegah getaran
diteruskan ke batang kemudi.
Garpu depan dari sistem kemudi (yang
termasuk kedalam suspensi depan) fungsinya untuk menopang goncangan jalan
melalui roda depan dan berat mesin serta penumpang. Oleh karenanya
garpu depan harus mempunyai kekuatan, kekerasan yang tinggi, selain
caster dan trail (kesejajaran roda depan) yang berpengaruh besar
pada kestabilan mesin.
c. Up
side down; jenis suspensi ini banyak diterapkan pada sepeda motor kapsitas
besar, seperti Yamaha R1 & R6, Suzuki GSX 600, dll. Tipe ini pada dasarnya
hampir sama dengan tipe garpu teleskopik, hanya saja jika pada tipe garpu
teleskoik tabung fluida redam terletak di bawah, maka pada tipe ini justru
sebaliknya, tabung fluida redam terletak di atas.
d. Caster
2. Suspensi Bagian Belakang (Rear suspension)
Generasi awal suspensi belakang pada
sepeda motor adalah jenis plunger unit. Tipe ini tidak mampu mengontrol
dengan nyaman roda belakang. Tidak seperti suspensi depan, suspensi
belakang tidak mempunyai sistem steering (kemudi). Sistem ini hanya
menopang roda belakang dan menahan goncangan akibat permukaan kondisi
jalan.
Tipe
suspensi belakang saat ini yang banyak digunakan adalah:
a. Tipe Swing Arm
b. Tipe Unit Swing
Konstruksi suspensi tipe swing arm
adalah dua buah lengan yang digantung pada rangka dan ujung yanga lain
dari suspensi tersebut menopang roda belakang. Rancangan suspensi belakang
tipe swing arm ditunjukkan oleh gambar 10.6 berikut.
Cushion
unit/shock absorber (peredam kejut) diletakkan antara ujung belakang dari
lengan dan rangka (frame)
Getaran pada sepeda motor yang
disebabkan oleh permukaan jalan yang tidak rata perlu diredam untuk
mengurangi kejutan-kejutan akibat gerak pegas. Komponen yang berfungsi
sebagai peredam kejut tersebut adalah sok breker. Oleh sok breker gerak
ayun naik turun badan sepeda motor diperlambat sehingga menjadi lembut dan
tidak mengejut. Itulah sebabnya sok breker disebut juga sebagai peredam kejut.
Shock
breaker terdiri
atas sebuah tabung yang berisi oli. Di dalam tabung tersebut terdapat
sebuah katup yang berfungsi untuk mengatur aliran oli. Perlambatan gerak
ayun badan sepeda motor terjadi karena aliran oli di dalam tabung sok
breker terhambat oleh katup. Hal ini disebabkan karena lubang katup yang
sempit. Jika jumlah oli dalam tabung kurang maka kerja sok breker menjadi
tidak baik. Dalam hal ini sok breker tidak bisa meredam kejutan. Apabila
kerja sok breker sudah tidak baik maka sebaiknya sok breker tersebut
diganti. Penggantian sok breker dianjurkan sepasang sekaligus meskipun sok
breker yang satunya tidak rusak. Hal ini dimaksudkan untuk menyamakan
tekanan sehingga sepeda motor tetap seimbang, tidak seperti berat
sebelah/miring. Untuk menentukan apakah sok breker bekerja dengan baik
atau tidak bukanlah hal yang sulit. Biasanya sepeda motor yang sok
brekernya sudah rusak menjadi tidak enak dikendarai.
Kerusakan sok breker umumnya
disebabkan oleh kebocoran oli. Hal ini bisa dilihat pada tabung sok brekernya.
Jika tabung sok breker selalu basah oleh rembesan oli maka hal itu berarti
sok breker telah bocor. Sok breker harus diganti jika sudah tidak baik
kerjanya.
Kontruksi
tipe unit swing arm adalah bagian itu sendiri yang bereaksi seperti lengan
yang berayun. Jadi bagian tersebut yang berayun. Umumnya suspensi tipe
unit swing dipakai pada sepeda motor yang mempunyai penggerak akhirnya
(final drive) memakai sistem poros penggerak.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar